JIBRIL MENDAMPINGI RASULULLAH DALAM MENEMPUH SAKARATUL MAUT
Ketika Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril, Beliau pun berkata
:
“Wahai Jibril, tahukah engkau bahwa ajalku sudah dekat.”
Berkata Jibril : “Ya aku tahu.”
Rasulullah bertanya lagi :
“Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakanku di
sisi Allah SWT.”
Berkata Jibril :
“Sesungguhnya
semua pintu langit telah dibuka, para malaikat berbaris rapi menanti rohmu di
langit. Semua pintu surga telah dibuka, dan semua para bidadari sudah berhias
menanti kehadiran rohmu.”
Berkata Rasulullah SAW :
“Alhamdulillah. Sekarang engkau katakan tentang umatku di hari
kiamat nanti.”
Berkata Jibril :
” Allah SWT
telah berfirman : “Sesungguhnya aku telah melarang semua para Nabi masuk
kedalam surga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua
umat memasuki surga sebelum umatmu memasuki terlebih dahulu.”
Berkata Rasulullah SAW:
“Sekarang aku telah lega dan telah hilang rasa susahku. Wahai
Izrail, dekatlah engkau padaku.”
Setelah itu Malaikat Izrail pun mengawali tugasnya.
Ketika rohnya sampai pada ubunubun (pusat), Rasulullah SAW pun
berkata :
“Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya kematian itu.”
Jibril nampak mengalihkan pandangan
dari Rasulullah SAW, ketika mendengar katakata Beliau. Melihat sikap Jibril
itu Rasulullah SAW pun berkata :
“Wahai
Jibril, apakah engkau tidak suka melihat wajahku?”
Jibril berkata :
“Wahai kekasih
Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu di kala engkau dalam
sakaratul maut?”
Anas bin Malik RA bercerita, ketika roh Rasulullah SAW sampai di
dada, Beliau bersabda :
“Aku wasiatkan
kepada engkau agar kalian menjaga salat dan apaapa yang telah diperintahkan
kepadamu.”
Ali bin Abi Thalib berkata :
“Sesungguhnya
Rasulullah ketika menjelang saat terakhir, telah menggerakkan kedua bibir
Beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga saya dekat dengan
Rasulullah, seraya Beliau berkata : “Umatku, umatku.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;
” Di mana saja
kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng
yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan [Kemenangan dalam
peperangan atau rezki], mereka mengatakan : “Ini adalah dari sisi Allah”.
Dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan:
“Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”.
Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”.
Maka mengapa orangorang itu (orang
munafik) hampirhampir tidak memahami pembicaraan [Pelajaran dan
nasehatnasehat yang diberikan] sedikitpun ??” (Q.S AnNisa’:78)
Dalam sepotong hadist Rasulullah SAW mengingatkan kita ;
” Memadailah bagi kalian, kematian itu menjadi pelajaran ..”
Sumber : MediaMetafisika.com